Sejarah Asal Usul Nama Kota Jepara
Gapura Selamat Datang Di Kota Jepara |
Tugu Selamat Datang Kota Jepara |
Pati Unus mencoba untuk membangun Jepara menjadi kota niaga. Pati Unus
dikenal sangat gigih melawan penjajahan Portugis di Malaka yang menjadi
mata rantai perdagangan nusantara. Setelah Pati Unus wafat digantikan
oleh ipar Faletehan / Fatahillah yang berkuasa (1521-1536). Kemudian
pada tahun 1536 oleh penguasa Demak yaitu Sultan Trenggono, Jepara
diserahkan kepada anak dan menantunya yaitu Ratu Retno Kencono dan
Pangeran Hadirin (suami). Namun setelah tewasnya Sultan Trenggono dalam
Ekspedisi Militer di Panarukan Jawa Timur pada tahun 1546, timbulnya
geger perebutan tahta kerajaan Demak yang berakhir dengan tewasnya
Pangeran Hadiri oleh Aryo Penangsang pada tahun 1549.Kematian
orang-orang yang dikasihi membuat Ratu Retno Kencono sangat berduka dan
meninggalkan kehidupan istana untuk bertapa di bukit Danaraja. Setelah
terbunuhnya Aryo Penangsang oleh Sutowijoyo, Ratu Retno Kencono bersedia
turun dari pertapaan dan dilantik menjadi penguasa Jepara dengan gelar
NIMAS RATU KALINYAMAT.
Ratu Kalinyamat Jepara |
Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat (1549-1579),Jepara
berkembang pesat menjadi Bandar Niaga utama di Pulau Jawa, yang melayani
eksport import. Disamping itu juga menjadi Pangkalan Angkatan Laut yang
telah dirintis sejak masa Kerajaan Demak. Sebagai seorang penguasa
Jepara, yang gemah ripah loh jinawi karena keberadaan Jepara kala itu
sebagai Bandar Niaga yang ramai, Ratu Kalinyamat dikenal mempunyai jiwa
patriotisme anti penjajahan. Hal ini dibuktikan dengan pengiriman armada
perangnya ke Malaka guna menggempur Portugis pada tahun 1551 dan tahun
1574. Adalah tidak berlebihan jika orang Portugis saat itu menyebut sang
Ratu sebagai “RAINHA DE JEPARA’ SENORA DE RICA”, yang artinya Raja
Jepara seorang wanita yang sangat berkuasa dan kaya raya.
Serangan sang Ratu yang gagah berani ini melibatkan hamper 40 buah kapal
yang berisikan lebih kurang 5.000 orang prajurit. Namun serangan ini
gagal, ketika prajurit Kalinyamat ini melakukan serangan darat dalam
upaya mengepung benteng pertahanan Portugis di Malaka, tentara Portugis
dengan persenjataan lengkap berhasil mematahkan kepungan tentara
Kalinyamat.Namun semangat Patriotisme sang Ratu tidak pernah luntur dan
gentar menghadapi penjajah bangsa Portugis, yang di abad 16 itu sedang
dalam puncak kejayaan dan diakui sebagai bangsa pemberani di Dunia.
Dua puluh empat tahun kemudian atau tepatnya Oktober 1574, sang Ratu Kalinyamat mengirimkan armada militernya yang lebih besar di Malaka. Ekspedisi militer kedua ini melibatkan 300 buah kapal diantaranya 80 buah kapal jung besar berawak 15.000 orang prajurit pilihan. Pengiriman armada militer kedua ini di pimpin oleh panglima terpenting dalam kerajaan yang disebut orang Portugis sebagai ““QUILIMO”.Walaupun akhirnya perang kedua ini yang berlangsung berbulan-bulan tentara Kalinyamat juga tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka, namun telah membuat Portugis takut dan jera berhadapan dengan Raja Jepara ini, terbukti dengan bebasnya Pulau Jawa dari Penjajahan Portugis di abad 16 itu.
Sebagai peninggalan sejarah dari perang besar antara Jepara dan Portugis, sampai sekarang masih terdapat di Malaka komplek kuburan yang di sebut sebagai Makam Tentara Jawa. Selain itu tokoh Ratu Kalinyamat ini juga sangat berjasa dalam membudayakan SENI UKIR yang sekarang ini jadi andalan utama ekonomi Jepara yaitu perpaduan seni ukir Majapahit dengan seni ukir Patih Badarduwung yang berasal dari Negeri Cina.
Dua puluh empat tahun kemudian atau tepatnya Oktober 1574, sang Ratu Kalinyamat mengirimkan armada militernya yang lebih besar di Malaka. Ekspedisi militer kedua ini melibatkan 300 buah kapal diantaranya 80 buah kapal jung besar berawak 15.000 orang prajurit pilihan. Pengiriman armada militer kedua ini di pimpin oleh panglima terpenting dalam kerajaan yang disebut orang Portugis sebagai ““QUILIMO”.Walaupun akhirnya perang kedua ini yang berlangsung berbulan-bulan tentara Kalinyamat juga tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka, namun telah membuat Portugis takut dan jera berhadapan dengan Raja Jepara ini, terbukti dengan bebasnya Pulau Jawa dari Penjajahan Portugis di abad 16 itu.
Sebagai peninggalan sejarah dari perang besar antara Jepara dan Portugis, sampai sekarang masih terdapat di Malaka komplek kuburan yang di sebut sebagai Makam Tentara Jawa. Selain itu tokoh Ratu Kalinyamat ini juga sangat berjasa dalam membudayakan SENI UKIR yang sekarang ini jadi andalan utama ekonomi Jepara yaitu perpaduan seni ukir Majapahit dengan seni ukir Patih Badarduwung yang berasal dari Negeri Cina.
Motto : Trus Karyo Tataning Bumi |
0 komentar:
Post a Comment